Teknologi Great Firewall Untuk Blokir Whatsapp di China
"Great Firewall" adalah istilah yang umum digunakan dalam sistem sensor internet di China. Ini adalah bagian dari Proyek Perlindungan Emas (Golden Shield Project) atau dikenal juga Proyek Keamanan Kerja Nasional untuk Informasi Publik (National Public Security Work Informational Project) pemerintah negeri tirai bambu itu.
Proyek ini berisi usaha legislasi dan teknologi digunakan untuk meregulasi internet. Great Firewall adalah salah satu cara dari sisi teknologi. Ia akan memblokir situs asing, aplikasi, media sosial, VPN, email, pesan instan, dan sumber online lain yang dianggap tidak pantas atau menyerang pemerintah.
Mulai dari konten porno, kekerasan, hingga materi politik yang sensitif kena jerat firewall ini. Konten politis berbau demokrasi dan menyoroti hal negatif dari Partai Komunis di China bakal diblokir.
Media sosial asing juga akan kena sensor jika mereka tak menyetujui persyaratan aturan dan hukum pemerintah China. Pemerintah China ingin agar mereka bisa mengawasi dan menyensor konten yang beredar di media sosial itu.
Alasan ini pula yang melatari mengapa Whatsapp akhirnya diblokir. Enkripsi end-to-end Whatsapp dinilai merepotkan. Karena enkripsi ini membuat pemerintah China tak bisa mengintip pesan yang dikirimkan lewat Whatsapp.
Berbagai teknologi dikombinasikan oleh pemerintah dan perusahaan internet lokal. Mulai dari filter kata kunci, daftar hitam alamat IP, DNS poisoning, packet inspection, hingga sensor manual, demikian dijelaskan dalam situs Great Firewall of China. Lewat situs ini pula, pengguna bisa mengecek apakah situs mereka bisa diakses di China daratan atau tidak.
Great Firewall of China mengarahkan seluruh traffic internasional secara virtual lewat sejumlah poin akses. Poin akses ini berisi server pemerintah yang akan memfilter traffictersebut, seperti ditulis Sciencemag.
Selain pemblokiran, cara lain untuk membungkam pengguna adalah dengan mencekik akses internet ke suatu layanan atau situs. Dengan kecepatan internet yang begitu lambat, maka pengguna pun pelan-pelan tak lagi menggunakan layanan itu dan memilih layanan yang lebih nyaman digunakan, demikian dilaporkan The New York Times.
Tentu saja layanan yang lebih nyaman digunakan itu sudah memenuhi syarat yang ditentukan pemerintah China, yaitu bisa diawasi konten yang berseliweran di dalamnya.
Selain Whatsapp, 8 Aplikasi Ini Juga Diblokir di China
Berikut beberapa aplikasi yang tidak akan ditemukan di negara tirai bambu tersebut, seperti dikutip dari CNNTech.
1. Google
Pelbagai layanan Google tak dapat diakses dari China. Layanan Gmail hingga pencarian Google, semua tak bisa digunakan.
2. Facebook
Media sosial Facebook sudah tak bisa diakses di China sejak 2009. Saat itu, popularitas Facebook tengah meledak di dunia. Pemerintah China segera membentengi negaranya. Kebijakan ini membuat aplikasi media sosial lokal berkembang.
3. Instagram
Instagram ditolak pemerintah China setelah protes kelompok pro-demokrasi di Hongkong pada 2014 lalu mencuat. Sebab, saat itu Instagram digunakan untuk mempopulerkan gerakan protes tersebut lewat #OccupyCentral, demikian dilaporkan The Verge.
4. Twitter
Twitter juga menjadi salah satu momok bagi pemerintah China. Pasalnya, pada 2009 peristiwa Arab Spring dan Revolusi Hijau Iran dipelopori dari media sosial ini.
5. Snapchat
Layanan media sosial yang populer di kalangan generasi muda ini juga tak mendapat tempat di China.
6. Pinterest
Baru tahun ini Pinterest ikut dilarang di China. Sebelumnya, layanan berbagi konten itu bebas diakses di negeri itu lantaran konten yang dibagi di platform ini termasuk kategori "aman".
Biasanya orang hanya berbagi hobi mereka di Pinterest. Namun, alasan perlindungan pasar dalam negeri melatari kebijakan ini, ketimbang alasan politik.
7. Website
Beijing melakukan sensor terhadap ribuan website, hasil pencarian juga disensor. Website yang disensor tak hanya terkait pornografi, tapi juga situs-situs yang mengkritik pemerintah komunis China atau yang mengangkat isu sensitif seperti hak asazi manusia.
8. E-book dan video
Pemerintah China juga membuat sensor ketat terhadap konten digital. Konten Apple iBook dan iTunes Movies yang menawarkan streaming karakter Disney dimatikan.
Bahkan pemerintah China juga membatasi beredarnya film barat di bioskop-bioskop di China. Dalam setahun, hanya 34 judul film barat yang boleh diputar di berbagai bioskop.
Meski dilarang, warga China sebenarnya masih bisa mengakses berbagai layanan tersebut menggunakan layanan VPN. Namun belakangan, pemerintah China juga berencana untuk memblokir berbagai aplikasi dan layanan VPN di negaranya tersebut.
Apple bahkan dikabarkan telah menghapus berbagai aplikasi VPN di App Store miliknya demi mengikuti kemauan pemerintah China itu.
Sumber : cnnindonesia.com
Berikan Komentar Anda